Lawan Mafia Seleksi CPNS

Anak, keponakan, atau saudara anda mau masuk jadi pegawai negeri sipil (PNS), polisi, atau tentara ? Anda harus menyiapkan sejumlah "uang pelicin", "uang administrasi", atau apalah namanya.

Fenomena ini setahu saya sudah terjadi semenjak saya tahu tulis-baca di awal tahun 70-an.

Ironinya masyarakat kita --yang menginginkan anaknya jadi pegawai negeri-- berusaha sekuat tenaga menyiapkan "sesajen" yang diminta oleh "panitia" lewat "calo" yang gentayangan kemana-mana mencari mangsanya. Terkadang sawah-ladang dijual, rumah digadaikan, atau pinjam uang sana-sini...

Protes ? Takut tidak diterima jadi pegawai negeri !

Kenapa harus takut ? Padahal banyak usaha di bidang lain tanpa harus menjadi PNS, polisi, atau tentara.....

Sudah saatnyalah kita melawan "mafia" calo seleksi CPNS yang bekerja sama dengan "orang dalam" (baca : oknum aparat keparat). Rekam dan laporkan -- kepada KPK, atau ICW, misalnya --apabila ada "calo" yang merayu, atau memeras ! Ekspose di media masa, radio, atau TV.

Jangan takut nggak diterima jadi PNS; rejeki Tuhan yang mengatur. Kalau anda memasukkan anak menjadi PNS dengan cara menyogok, atau menyuap, berarti anda tidak yakin dengan kekuasaan Tuhan.

Moment kasus "Cicak vs Buaya" ini harus dimanfaatkan untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap praktek-praktek kotor yang terjadi hampir di semua level birokrasi...

Lembaga semacam Inspektorat, Bawasda, BPKP, atau apalah namanya, sudah tidak bisa diharap lagi. People power kayaknya sudah menjadi suatu alternatif penting untuk segera diwujudkan untuk melawan "mafia" yang sudah menggurita ini.......

Comments

Popular posts from this blog

Sifat-sifat Tuhan ada pada semua manusia

Praktek Manipulasi di Perkebunan Kelapa Sawit

Tuhan telah memberikan lebih daripada yang kupinta