Posts

Nek Ganggo : True Story

Tahun 1969 ketika saya tinggal [ikut orang tua] di Kampung Padang, Tapus, Sumatera Barat ada seorang nenek yang "hilang ingatan". Nenek itu --biasa dipanggil Nek Ganggo-- hampir setiap hari lewat di depan rumah saya.Pada suatu hari saya lihat Nek Ganggo berhenti di sebuah studio foto "Djaja Photo" yang tidak jauh dari rumah saya. Penasaran, saya pergi ke sana dan mengamati tingkah Nek Ganggo. Di etalase kaca studio foto itu dipajang beberapa foto (waktu itu masih foto hitam-putih),  Nek Ganggo mengamati beberapa foto. Ada sebuah foto anak balita, lalu Nek Ganggo menunjuk foto itu sambil ngomong memandang foto itu, "Nak, ibu ada bawa oleh-oleh pisang untukmu, enak pisangnya, ini baru ibu ambil dari kebun kita kemarin........... ayo nak, ambillah, kenapa kamu diam saja.........." Tak lama kemudian saya lihat air mata Nek Ganggo berlinang, sambil pergi berjalan  meninggalkan studio itu. Ketika bunda pulang kerja, saya ceritakan kejadian tadi. Bu

Tuhan telah memberikan lebih daripada yang kupinta

Di usiaku menjelang setengah abad ini, tidak berlebihan rasanya apabila aku menyimpulkan bahwa Allah SWT telah memberi segala apa yang kupinta, malah melebihi. Sepeda Sewaktu aku masuk SD, aku jalan kaki sekitar 2 km dari rumah p/p menuju sekolah. Tak peduli hujan-panas, this show must go on. Aku malu minta dibelikan sepeda kepada bunda; karena aku tahu keadaan ekonomi bunda yang harus menghidupi keempat orang anaknya. Namun aku selalu memohon kepada Allah, semoga seuatu saat nanti aku bisa juga bersepeda ke sekolah seperti teman-teman lainnya. Ketika aku tamat SD tahun 1975 dan melanjutkan ke SMP, tak kuduga bunda membelikan aku sebuah sepeda baru. Walaupun aku harus bergantian memakainya dengan adikku, namun aku merasa itulah pengabulan Allah atas do'a-do'a yang kupanjatkan saban hari kepada-Nya setiap selesai sholat. Gitar Sejak kecil aku senang dengan musik. Dimana ada orang hajatan dan ada hiburan musiknya, aku rela berjalan kaki berkilo-kilometer untuk

Sifat-sifat Tuhan ada pada semua manusia

 Ketika Sang Maha Pencipta 'meniupkan' roh-Nya pada cikal-bakal manusia dalam rahim ibundanya, maka ketika itulah Dia 'meng- install -kan' sifat-sifat-Nya kepada manusia. Sifat-sifat itu mulai dari sifat pengasih, penyayang, penguasa, suci, damai, aman, memelihara, berkuasa, perkasa, gagah, adil, pemaaf....sampai dengan penyabar, dibekalkan-Nya kepada semua manusia ciptaan-Nya. Dalam perkembangannya, setelah manusia lahir sebagai bayi --yang pada awalnya tidak tahu apa-apa-- lambat-laun mulai bisa menggunakan akal-fikirannya. Dengan akal-fikiran itulah manusia mempelajari tanda-tanda/ayat-ayat kekuasaan-Nya, baik yang ada pada diri manusia itu sendiri, atau yang dia pelajari di alam semesta (langit, bumi serta isinya). Apa yang disebut sebagai ilmu-pengetahuan, sains-teknologi, sebenarnya adalah temuan manusia atas tanda-tanda kekuasaan-Nya itu . Hukum Einsten , adalah tanda/bukti/ayat kekuasaan-Nya yang ditemukan oleh Mr. Einsten. Hukum Archimedes , adalah

Hat-hati

Ketika ke luar dari ATM, saya pernah dimantai bantuan oleh seorang wanita untuk mentransferkan uangnya pakai kartu ATM saya, alasannya kartu ATM dia rusak. Dia mau menyerahkan uang Rp 5,- juta kepada saya dan minta saya mentransferkan uang saya dengan ATM saya kepada temannya [tentu saja senilai Rp 5,- juta].... Namun saya langsung menolak sambil menjelaskan bahwa saldo ATM saya hanya sekitar Rp 2,- juta saja...  Belakangan ada kawan yang menasehati saya agar berhati-hati apabila ada orang yang minta tolong ditransferkan dengan memakai kartu ATM kita, karena ada kemungkinan uang yang dia serahkan itu adalah UANG PALSU.....

KEBETULAN ???

Kebetulan saya terlahir dari ibunda saya yang PNS, sehingga walaupun pada waktu saya berumur 4 th ayah wafat, ibunda masih bisa melanjutkan kehidupan kami 4 orang kakak-beradik. (Bayangkan bagaimana kalau ibunda ngga punya pekerjaan.....) Ketika saya kelas 3 SMA, kebetulan ada tawaran dari IPB, Bogor untuk siswa2 yang berprestasi, akan dijadikan 'mahasiswa undangan' Saya copy raport semester 1 sampai 5 dan saya penuhi persyaratannya. Tahun 82 tercatatlah saya sebagai mahasiswa IPB. Setahun saya indekost di Babakan Gn. Gede dengan biaya yang relatif tinggi. Saya coba mendaftar masuk asrama Ekalokasari. Setelah memenuhi persyaratan administrasi, para pendaftar diundang oleh BAAK ke ruang kuliah dan dilakukan pencabutan undian. Kebetulan pada pencabutan pertama, nama saya yang dapat.... Setelah tamat kuliah, th 989, dlm masa pengangguran, saya duduk-duduk di depan PKM di kampus Baranangsiang. Sekitart pukul 10 pagi, kebetulan lewat seorang teman, lalu dia bilang, "Yasmi

KAULAH SEGALANYA BAGIKU

Pada tahun 1963, Dia telah menghadirkan aku ke dunia ini lewat ayah-bundaku. Tahun 1970 Dia masukkan aku ke Sekolah Dasar, lalu setamat SMP tahun 1979, atas izin-Nya, aku bersekolah di SMA. Tahun 1982 Dia mengirimkan aku untuk kuliah di IPB Bogor. Setamatku di IPB, tahun 1990 Dia memberiku pekerjaan di sebuah perkebunan kelapa sawit di Sumatera, dan hingga saat ini di Kalbar. Tahun 1991 dia mengirimkanku kekasih yang baik hati untuk menjadi istriku yang setia. Tahun 1992 dan 1995 aku dititipkan-Nya sepasang anak yang gagah dan cantik, yang pintar. Dia-lah yang menghidupkan aku, Dia yang memberiku rezeki, Dia yang memberiku kesehatan, dan Dia juga Yang memelihara setiap gerak-langkah dan ucapanku. Dia Yang Maha Menunjuki aku ke jalan yang benar. Aku hanya makhluk / ciptaan-Nya; akau hanya insan yang lemah. Dia-lah Sang Maha Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta; Dia-lah Sang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Dia-lah Yang Maha Menggenggam Hidup dan Kehidupan Semua Makhluk. Syu

TRUE STORY

Seorang lelaki yang sudah berkeluarga tinggal di kota, kedatangan ibundanya dari kampung halaman. Setelah beberapa hari sang bunda pulang kampung. Lelaki itu mengantar ibunda tercintanya ke terminal bus antar kota. Ketika ibundanya sudah duduk sesuai dengan nomor kursi, sang bunda berujar, "Berilah bunda sedikit duit untuk beli makan di perjalanan nanti,,,,,,," Lelaki itu mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dan diberikan kepada ibundanya, sambil berujar, "Maaf bunda, hampir lupa, tadi aku mau ngasih duit sama bunda di rumah, tapi nggak enak kelihatan sama istri aku....." Sang bunda tercenung. Ingin rasanya dia mengembalikan uang itu segera, namun tak lama mobil berjalan dan sianaknya itu buru-buru mohon diri melompat turun. "Apakah seorang lelaki yang sudah beristri tidak boleh memberi uang kepada ibundanya............?" bunda bergumam lirih. Tak terasa air mata meleleh di pipinya. Teringat bagaimana beratnya perjuangannya melahirkan dan membesa