KEBETULAN ???

Kebetulan saya terlahir dari ibunda saya yang PNS, sehingga walaupun pada waktu saya berumur 4 th ayah wafat, ibunda masih bisa melanjutkan kehidupan kami 4 orang kakak-beradik. (Bayangkan bagaimana kalau ibunda ngga punya pekerjaan.....)

Ketika saya kelas 3 SMA, kebetulan ada tawaran dari IPB, Bogor untuk siswa2 yang berprestasi, akan dijadikan 'mahasiswa undangan' Saya copy raport semester 1 sampai 5 dan saya penuhi persyaratannya. Tahun 82 tercatatlah saya sebagai mahasiswa IPB. Setahun saya indekost di Babakan Gn. Gede dengan biaya yang relatif tinggi. Saya coba mendaftar masuk asrama Ekalokasari.

Setelah memenuhi persyaratan administrasi, para pendaftar diundang oleh BAAK ke ruang kuliah dan dilakukan pencabutan undian. Kebetulan pada pencabutan pertama, nama saya yang dapat.... Setelah tamat kuliah, th 989, dlm masa pengangguran, saya duduk-duduk di depan PKM di kampus Baranangsiang. Sekitart pukul 10 pagi, kebetulan lewat seorang teman, lalu dia bilang, "Yasmin, kalo mau kerja di kebun sawit, nih ada alamat kantornya. Coba aja melamar !" ujarnya sambil mengeluarkan secarik kertas.

Saya langsung bikin lamaran kerja ke alamat dimaksud (sebelumnya sudah belasan lamaran yang saya kirim kemana-mana). Sekitar 2 bulan kemudian, ada panggilan interview dari perusahaan tsb. Itulah dia PT Inti Indosawit Subur (sekarang Aisan Agri), di Pelalawan, Riau, tempat pertama kali saya bekerja, sebagai asisten lapangan.

Suatu hari di perusahaan itu ada perawat yang berhenti. Karena tidak ada calon pengganti dari Riau, maka direkrutlah calon dari Sumut. Pada hari-H yang telah ditentukan, tiba2 calon perawat itu membatalkan rencana bergabung secara sepihak. Dia menawarkan calon lain, yang masih temannya. Kebetulan saya bekerja di Pembibitan yang lokasinya dekat klinik Perusahaan, sehingga saya segera berkenalan dengan perawat baru yang akhirnya menjadi istri saya sampai sekarang (ibundanya Ahmed dan Chacha).

Ketika saya bekerja di Aceh Barat, sekali seminggu saya ke luar kebun, sekalian nelpon ke kampung lewat wartel di kota Calang. Kebetulan waktu itu -th 97- adik saya bilang ada org yang menanyakan saya. Katanya org itu butuh estate manager. Kalau berminat silakan hubungi dia (adik memberikan no. HP org itu). Waktu itu HP maih barang langka. Langsung saya telpon ke nomor dimaksud. "Wah, kebetulan sekali pak Wijaya. Kami butuh estate manager untuk membuka perkebunan baru. Kami sudah banyak dengar tentang pekerjaan bapak. Kira2 kalau minggu depan bisa-nggak bergabung. Ini perusahaan baru. Belum ada budget, belum ada struktur organisasi, tapi kredit kita sudah oke. Ini pola KKPA. Kita sudah teken MoU dengan KUD dan disaksikan Bupati". Wah, waktu itu Aceh memang mulai bergolak dengan GAM-nya. Seminggu kemudian saya interview dan langung 'deal'. Saya minta waktu 2 minggu untuk mengurus pengunduran diri dari perusahaan lama.

Pernahkah saya menganggur ? Pernah ! Tahun 2000 saya berhenti karena saya merasa melakukan pekerjaan yang tidak sesuai hati nurani. Perusahaan itu banyak bohongnya dan manipulasi data. Suatu hari ketika saya mengantar istri belanja ke pajak horas, Pematangsiantar-Sumut, kebetulan lewat tulang koran. Daripada bengong di parkiran motor, saya beli koran, namanya "Analisa".

Tiba2 saya lihat ada iklan lowongan estate manager, sebuah perusahaan perkebunan sawit di Riau. Saya segera mengirim lamaran ke PO BOX sesuai iklan. Karena kami blm punya telepon waktu itu, saya mencantumkan no telp tetangga mertua (tentu saja setelah ada keizinan dari yg punya telepon). Beberapa hari kemudian tetangga itu datang dan memberi tahu bahwa saya diminta menghubungi no telp, seuai dengan yang diterima tetangga itu. Saya segera telpon dan kesimpulannya minggu depan saya akan di-interview di Pekanbaru.

Saya ke Pekanbaru naik bis malam "PMH". Subuh sampai di Pekanbaru. Selesai shalat dan sarapan, saya menyetop taksi menuju alamat perusahaan dimaksud. Bincang-bincang dengan supir taksi --namanya Ujang-- ternyata dia orang Payakumbuh, dimana rumah yang ditempati orang tua saya dulu (kontrak) adalah milik orang tua dia. Dan bidan yang membantu kelahiran dia adalah ibu saya, yang memang bertuga sebagai bidan. Bahkan tahun lahirnya pun sama dengan saya (1963). "Wah, dulu kita kawan sepermainan, cuma karena sebentar saja, jadi lupa", ujarnya. Saya bilang bahwa saya pada umur 4 tahun sudah dibawa pindah ke Pasaman-Sumbar oleh ibu (setelah ayahandaku wafat). Akhirnya sampai di alamat dituju, sang supir menolak untuk dibayar. "Sampaikan salam untuk emak awak ya. Kapan2 mainlah ke Payakumbuah", ujarnya. Kami berjabat tangan dan berpisah....

Tahun 2002 ketika saya jalan-jalan pakai motor di Bengkalis bersama seorang teman yang anggota DPRD, tiba2 mantan bozz saya th 90 menelpon, "Kapan bisa dtg ke kantor saya. Ada tawaran kerja ke Kalbar". Pulang dari Bengkalis, saya langsung menjumpai si-bozz di kantornya di Pekanbaru. Rupanya teman si-bozz minta dicarikan estate manager yang akan ditempatkan di Sanggau-Kalbar. Calon sudah ada dan sudah deal. Namun 3 hari menjelang keberangkatan, orangnya membatalkan sepihak. "Kamu pergi sajalah dulu ke sana. Kalau cocok, lanjut. Kalau nggak cocok, nggak apa-apa", ujar si-bozz.

Ternyata itulah awalnya saya bekerja di Borneo dan sekarang 'terbenam' di Ketapang sejak 2007.

Saya ingat banyak lagi 'kebetulan-kebetulan' dalam perjalanan hidup ini. Namun belum sempat saya catat.

Catatan ini pun saya ketik di atas speedboat dlm perjalanan Kotawaringin Lama - Pangkalanbun. Dari banyak 'kebetulan, itu akhirnya saya berkesimpulan yang justru 'terbalik'. Kenapa ? Saya tidak percaya adanya 'kebetulan' dalam hidup ini. Saya yakin ajaran agama bahwa 'jodoh, rezki, pertemuan dan maut' memang sudah diatur oleh Yang Maha Mengatur. Kita hanya menjalani hidup ini saja dengan berusaha, berdo'a dan bertawakkal.

Comments

Popular posts from this blog

Sifat-sifat Tuhan ada pada semua manusia

Praktek Manipulasi di Perkebunan Kelapa Sawit

Tuhan telah memberikan lebih daripada yang kupinta