Salah Jurusan

Ketika masuk SMA pada tahun 1979, saya sudah 'diindoktrinasi' oleh hampir semua orang bahwa saya harus memilih jurusan IPA [waktu itu pemilihan jurusan adalah semester II dan jurusan yang ada : IPA, IPS dan Bahasa]. Kenapa ? Karena sejak SD sampai SMP ranking raport saya selalu 3 besar (lebih banyak juara I lagi).

Sebenarnya saya sangat tertarik pada pelajaran-pelajran di bidang sejarah, sosial, serta ekonomi. Akan tetapi -- yang pengaruh lingkungan tadi-- saya 'terpaksa' memilih IPA, apalagi pada semester I saya dapat rangking I di kelas I-5 itu. Nggak ada sejarahnya siswa rangking I memilih jurusan IPS ataupun Bahasa....

Jadilah saya siswa jurusan IPA. Untungnya saya punya kakak sepupu setingkat di atas saya. Dia meminjamkan --tepatnya memberikan-- semua catatannya kepada saya. Luar biasa memang. Kenapa ? Karena soal-soal yang diberikan guru saya [terutama Kimia dan Fisika] persis banget dengan yang ada di buku kakak sepupu saya itu. Dan kayaknya teman-teman sekelas saya nggak ada yang minjam catatan sama kakak kelasnya, sehingga nilai mereka jarang yang lebih besar daripada nilai saya.

Pada semester V di SMA, ada peluang untuk melanjutkan kuliah ke IPB Bogor, UI Jakarta, ITB Bandung dan UGM Jojga [namanya Proyek Perintis II] bagi siswa dengan rangking 10 besar. Kami dipanggil oleh Kepsek dan diminta memenuhi persyaratan yang diperlukan, seperti fotocopy raport dari semester I sampai V. Saya tertarik ke IPB, karena daerah saya memang lingkungannya pertanian (baca : sawah}. Cita-cita saya, kalau nanti tamat IPB saya ingin menjadi PNS di Departemen Pertanian di kampung saya, itu saja.

Namun --lagi-lagi salah jurusan-- ketika tamat dari IPB malah saya masuk kerja di perkebunan kelapa sawit di Riau. Kenapa ? Saya nggak bilang bahwa ini nasib.
Saya pernah test di Deptan; karena saya lulusan jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) saya diuji oleh Balai Karantia Pertanian di Jakarta. Namun --singkat cerita-- gagal di sana. Pernah pula saya dipanggil test oleh PT (Perum) Pertani, tapi saya datang terlambat, karena waktu itu --masa menganggur-- saya lagi di kampung saya di Pasaman - Sumbar, saya segera ke Jakarta naik bus [perjalnan 3 hari, 3 malam]. Jalan banyak rusak, sehingga terlambat 1 hari. Dalam masa pengangguran sekitar 11 bulan dan setelah melewati berbagai panggilan test atau interview, akhirnya saya diterima bekerja sebagai Asisten Lapangan dan ditempatkan di Pangkalan Kerinci - Riau.

Bekerja di perkebunan kelapa sawit tidak terlalu tertarik buat saya. Namun karena memang itulah yang didapat, maka saya jalani saja. Semasa training 6 bulan, kami para trainee (waktu itu hanya 3 orang saja seangkatan dengan saya) diwajibkan membuat laporan kepada GM. Ternyata saya dinilai paling cepat membuat laporan, sehingga pada bulan ke-5 (dari rencana 6 bulan training) saya sudah diberi kepercayaan memegang divisi Pembibitan.

O ya, sewaktu di SMA dulu, saya sempat menjadi pemain band. Hobby musik ini tidak pernah hilang, sehingga pada waktu perusahaan membeli seperangkat alat band di th 1991, saya ikut sebagai pemain keyboard. Tidak terhitung berapa kali saya tampil, baik di acara-acara Perusahaan, maupun di lingkungan transmigrasi. Orang lebih mengenal saya sebagai pemain musik [bahkan hingga saat ini].

Saya juga hobby menulis artikel. Beberapa tulisan saya pernah dimuat di koran lokal Padang pada akhir 80-an, seperti koran Caang dan Singgalang. Di Kompas dan majalah Panjimasyarakat pernah satu tulisan saya dimuat. Waktu SD, pernah pula satu lukisan saya dimuat di majalah anak-anak "Kawanku".

Ketika 2 tahun lalu saya bergabung dengan facebook, mulailah bangkit kembali minat saya di bidang tulis-menulis. Saya pun bikin blog sekedar untuk menyalurkann hobby menulis yang sudah lama terpendam.

Di usia ke-48 tahun ini saya menyadari saya sudah "salah jurusan:. Kenapa ? Karena saya lebih suka kepada bidang politik dan hukum. Mungkin saya lebih cocok jadi hakim , pengacara, pemain musik, atau wartawan 'kali ya.

Namun saya tidak menyesali semuanya itu. Buktinya --walaupun di kebun-- saya banyak juga mengusut penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di departemen saya. Saya juga banyak menulis notulen rapat, atau laporang-laporan lainnya. Selain itu saya juga dapat menyalurkan hobby musik saya dengan bermain orgen tunggal menghibur para karyawan saya.

Demikian sedikit catatan saya. Kepada pembaca, saya himbau, apa pun profesi anda, jalanilah dengan serius dan sungguh-sungguh [yang penting legal ya !], walaupun itu belum tentu sesuai dengan latar belakang pendidikan, peengalaman, ataupun hobby anda. Buktinya banyak koq orang yang --walau salah jurusan-- tapi berkat keuletan dan kesungguhannya-- mereka dapat meraih kesuksesan.

Comments

Popular posts from this blog

Sifat-sifat Tuhan ada pada semua manusia

Praktek Manipulasi di Perkebunan Kelapa Sawit

Tuhan telah memberikan lebih daripada yang kupinta