Menunggu 'Bola Muntah'

Istilah 'bola muntah' memang biasa dipakai dalam dunia persepakbolaan. Misalnya seorang pemain menunggu 'duel udara' antara dua pemain di depan gawang, nah tiba-tiba bola terlepas dari kedua pemain yang berduel tersebut dan langsung disambar oleh penunggu 'bola muntah', sehingga dengan segera bola ditendang ke arah gawang, dan......gooooooooool.

Dalam kegiatan sehari-hari, tidak sedikit orang yang menganut 'ajaran menunggu bola muntah'; baik di kampus, di perusahaan, di instansi pemerintah, ataupun di partai politik.

Orang semacam itu bisa dikategorikan kepada 'golongan oportunis'. Kenapa ? Karena mereka tidak mau terlibat dalam perjuangan, namun apabila apa yang diperjuangkan itu tercapai, justru merekalah yang terlebih dahulu berkoar-koar bahwa itu adalah usaha mereka, dan mereka tidak segan-segan berebut 'hasil' dari perjuangan itu.

Orang oportunis tidak mau diajak memperjuangkan apa pun, karena mereka tidak mau mengambil risiko. Mereka ibaratnya seperti 'baling-baling di atas bukit'; jadi, ikut kemana arah angin saja. Kalau para politisi oportunis biasanya suka pindah-pindah partai, alias 'kutu loncat'. Kalau partainya kalah, atau dia tidak terpilih lagdalam kepengurusan; maka dia segera loncat ke partai lain, atau membuat partai baru. Alasannya macam-macam : mulai dari cari pengalamanan, ingin penyegaran,sampai kepada alasan 'ijtihad politik'. Padahal semua orang tahu bahwa itu hanyalah 'pelarian' saja.

Di Perusahaan ada juga golongan oportunis. Dia sudah tahu adanya hak-hak karyawan yang 'diperkosa' (termasuk hak-hak dia); namun dia tidak mau diajak menyampaikan aspirasi dengan alasan sibuklah, seganlah, nggak enak badanlah....namun begitu aspirasi karyawan dipenuhi manajemen, para oportunis ini duluan menagih haknya.

Apakah anda mau menjadi kelompok oportunis, mau menjadi kelompok oposisi, mau menjadi kelompok pejuang, atau lainnya. Terserahlah ! Yang penting kita harus menyadari bahwa semua pilihan ada konsekuensinya. Alangkah baiknya jika kita menjatuhkan pilihan sesuai dengan 'suara' hati-nurani masing-mnasing......

Comments

Dwi Prasetyo said…
Sebuah postingan yang cocok banget dengan kondisi kehidupan di masa sekarang ( dan tidak mustahil akan berlanjut hingga masa-masa mendatang)

Popular posts from this blog

Sifat-sifat Tuhan ada pada semua manusia

Praktek Manipulasi di Perkebunan Kelapa Sawit

Tuhan telah memberikan lebih daripada yang kupinta